Minggu, 10 Januari 2021

Setiap Orang Punya Peran

    Ada berbagai tipe orang di dunia ini. Setiap orang punya sudut pandangnya masing-masing. Setiap orang punya kemampuannya masing-masing. Setiap Orang punya sisi terbaiknya masing-masing.

    Setiap orang terlahir seperti kertas putih. Begitu ungkapannya. setiap orang berusaha mengambar di kertas kosongnya masing-masing. Kalau di perintahkan menggambar, apa yang akan kamu gambar?

"Gunung yang tengahnya ada matahari terbit sambil tersenyum. sawah berpetah-petak di bawahnya. tiang listrik yang berjajar sepanjang tepi jalan. Dan burung-burung berbentuk dua garis lengkung yang tersebar di sekitar awan yang digambar bergumpal-gumpal."

Ilustrasi gambar wajib yang sepertinya setiap anak pernah mengambarnya. Entah siapa yang mengawali tapi seperti sudah hal lumrah untuk melukiskan pemandangan dengan cara itu. Bahkan mungkin saja hampir semua anak di kelas memiliki gambar dengan tema yang sama. Haha. Mereka menggambar apa yang mereka lihat. Mencoba meniru apa yang mereka lihat. Gurunya menggambar itu, temannya menggambar itu, banyak yang menggambar itu. Mungkin tanpa sadar dapat menjadi standar gambar suatu pemandangan di benaknya.

    Apa manusia juga seperti itu? Melakukan sesuatu yang mereka lihat. Melakukan yang banyak di lakukan orang. Berusaha membuat standar dari apa yang dilakukan orang. Berusaha menggambar apa yang dirinya dengan apa yang pengindraannya dapatkan. Orang lain.

    Butuh waktu dan proses dimana seseorang akan menemukan jalannya sendiri. Menemukan versi terbaiknya sendiri. Melihat orang lain juga proses belajar. Tapi bukan menyalin penuh karna mustahil menyalin penuh sesuatu yang ditakdirkan untuk berbeda. Yang bisa dilakukan adalah berusaha yang terbaik tentang apa yang bisa dilakukan. Sembari memperbaiki diri untuk menuju versi terbaik diri.

    Peras setiap orang juga berbeda. Tidak semua harus berada di depan dan frontal menyuarakan. Ada yang lebih baik di bekakang dan mendukung supaya suara yang di depan lebih keras di dengar. Setiap orang punya perannya. Jadi, mari mensyukuri dan mengenali diri sendiri. Supaya roda kehidupan dapat berjalan dengan versi terbaiknya. Karena setiap komponennya berada pada perform terbaiknya.

Tulisan yang ngalor ngidul lagi. Gapapa. Trimakasih sudah menulis :-) 

Salah satu jawaban dari pertanyaan tahunan saya terjawab. "kenapa waktu sudah kuliah, kepercayaan diri tentang mengetahui sesuatu itu nggantung. Ndaak PD. Tidak seperti SD, SMP, SMA,  yang bisa dengan mantap dan percaya diri menjawab soal?" 

contoh saja, pertanyaan ada berapa wujud benda?  _dulu_, pasti yakin jawab 3 : padat,  cair, gas. Selain itu,  bisa yakin jawaban lainnya adalah salah. 

Waktu kuliah,  ada pertanyaan api itu wujudnya apa?  Apakah gas?  _bukan_. Dia plasma. 

Terus, sekarang kalau ada pertanyaan berapa wujud benda? Suka bingung, mau jawab 3, atau 5, atau jangan2 ada yang lain... 


Kepercayaan diri itu berkurang karena lebih tahu. 
Waktu kuliah, saya mulai tahu kalau saya ndak tahu. 
Dulu,  PD banget karena saya ndak tau kalau saya ndak tau. 

Kalau kata beliaunya, "terlalu Percaya diri itu warning."

 Jangan2 kita ndak tahu apaapa. 
Ada kata bijak juga yang lebih dulu terdengar.. 

Semakin tahu seseorang, semakin tinggi ilmunya, ia  akan lebih rendah hati... 

Hati-hati aku... 
Okt 2020

Sabtu, 24 Oktober 2020

Setiap yang Berharga

BAGAIMANA KABARMU?  

Angin malam kadang membawa pesan.
Puing kenangan, semilir bayangan, patahan pikiran.
Ada seorang teman yang selalu kunantikan kabarnya.
Seorang teman yang tak tau di mana keberadaannya. 
Seorang teman yang entah ke mana kereta kehidupan membawanya. 
Seseorang yang tak bisa ku kira pikirannya. 
Seseorang yang tak bisa ku raba perasaannya. 
Teman dengan senyum khas di wajahnya. 
Teman dengan lagak unik setiap saatnya. 
Entah, apa sebenarnya. 
Aku tak tahu bagaimana harus menerka. 
Ku harap ia baik-baik saja. 
Ya. Sangat baik kuharap. 
Semoga Allah selalu melindungimu. ~

Nur Cholis Suryansyah, panggilannya. 
...

Setiap namanya terlintas dalam pikiran,sesuatu yang asing terasa. Terasa hangat begitu saja. Entah apa sebabnya, aneh saja. Kami juaga bukan teman yang dekat. 
Namun,  setiap namanya teringat. Ada hal-hal yang kuharapkan.
"Semoga ia baik-baik saja"
"Semoga hidupnya bahagia"
"Semoga ia punya banyak teman"
"Semoga hidupnya berkah"
"Dia anak yang istimewa, hanya senyum yang ditampakkan. Semoga selalu diberikan kebaikan"
"Semoga dia jadi orang besar"

Banyak hal yang terlintas. .
...
Semoga baik-baik saja. 

Sabtu, 13 Juni 2020

Pikiran dan Rasa

Salah satu yang membuat berpikir adalah, 
apa yang kudapat? 
Kenapa aku mendapatkannya? 
Apa tugas yang disertakan Tuhan untuk hal itu?  Pasti bukan sesuatu yang kebetulan dan sia-sia. Tapi Apa?  Hal itu pantas dipikirkan